BUAT YANG BINGUNG CARI MODEL PEMBELAJARAN
NIH GUA KASIH BEBERAPA CONTOH MODEL PEMBELAJARAN YANG MUNGKIN COCOK UNTUK TEMEN_TEMEN YANG MAU BIKIN SKRIPSI>>>JANGAN GALAU.com
Untuk membelajarkan siswa
sesuai dengan cara-gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat
dicapai dengan optimal ada berbagai model pembelajaran. Dalam prakteknya,
seorang guru harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat
untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model
pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi
bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.
Berikut ini disajikan
beberapa model pembelajaran, untuk dipilih dan dijadikan alternatif sehingga
cocok untuk situasi dan kondisi yang dihadapi. Akan tetapi sajian yang
dikemukakan pengantarnya berupa pengertian dan rasional serta sintaks
(prosedur) yang sifatnya prinsip, modifikasinya diserahkan kepada guru untuk
melakukan penyesuaian, penulis yakin
kreativitas para guru sangat tinggi.
1.
Koperatif (CL, Cooperative Learning).
Pembelajaran koperatif
sesuai dengan fitrah manusis sebagai makhluq sosial yang penuh ketergantungan
dengan otrang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembegian
tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok
secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing)
pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih
beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniature dari hidup
bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksu konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, siawa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.
Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi, pengarahan-strategi, membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan.
Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksu konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, siawa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.
Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi, pengarahan-strategi, membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan.
2.
Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning)
Pembelajaran kontekstual
adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan (ramah,
terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life
modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajkan,
motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana
menjadi kondusif – nyaman dan menyenangkan. Pensip pembelajaran kontekstual
adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan
mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.
Ada tujuh indokator pembelajarn
kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan model lainnya, yaitu modeling
(pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan,
pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh), questioning (eksplorasi, membimbing,
menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi),
learning community (seluruh siswa partisipatif dalam belajar kelompok atau
individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan), inquiry (identifikasi,
investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, menemukan), constructivism
(membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-sintesis),
reflection (reviu, rangkuman, tindak lanjut), authentic assessment (penilaian
selama proses dan sesudah pembelajaran, penilaian terhadap setiap
aktvitas-usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian seobjektif-objektifnya
darei berbagai aspek dengan berbagai cara).
3.
Realistik (RME, Realistic Mathematics Education)
Realistic Mathematics
Education (RME) dikembangkan oleh Freud di Belanda dengan pola guided reinventiondalam
mengkontruksi konsep-aturan melalui process of mathematization, yaitu
matematika horizontal (tools, fakta, konsep, prinsip, algoritma, aturan uantuk
digunakan dalam menyelesaikan persoalan, proses dunia empirik) dan vertikal
(reoorganisasi matematik melalui proses dalam dunia rasio, pengemabngan
mateastika). Prinsip RME adalah aktivitas (doing) konstruksivis, realitas
(kebermaknaan proses-aplikasi), pemahaman (menemukan-informal daam konteks
melalui refleksi, informal ke formal), inter-twinment (keterkaitan-intekoneksi
antar konsep), interaksi (pembelajaran sebagai aktivitas sosial, sharing), dan
bimbingan (dari guru dalam penemuan).
4.
Pembelajaran Langsung (DL, Direct Learning)
Pengetahuan yang bersifat
informasi dan prosedural yang menjurus pada ketrampilan dasar akan lebih
efektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran langsung. Sintaknya adalah
menyiapkan siswa, sajian informasi dan prosedur, latihan terbimbing, refleksi,
latihan mandiri, dan evaluasi. Cara ini sering disebut dengan metode ceramah
atau ekspositori (ceramah bervariasi).
5.
Pembelajaran Berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning)
Kehidupan adalah identik
dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan
kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik
dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemamuan berpikir tingkat tinggi.
Kondisi yang tetap hatrus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka,
negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dapat berpikir
optimal. Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi
(analisis), interpretasi, induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi,
konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri
6.
Problem Solving
Dalam hal ini masalah
didefinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin, belum dikenal cara
penyelesaiannya. Justru problem solving adalah mencari atau menemukan cara
penyelesaian (menemukan pola, aturan, atau algoritma). Sintaknya adalah:
sajiakn permasalah yang memenuhi criteria di atas, siswa berkelompok atau
individual mengidentifikasi pola atau atuiran yang disajikan, siswa
mengidentifkasi, mengeksplorasi, menginvestigasi, menduga, dan akhirnya
menemukan solusi.
7.
Problem Posing
Bentuk lain dari problem
posing adaslah problem posing, yaitu pemecahan masalah dngan melalui elaborasi,
yaitu merumuskan kembali masalah menjadi bagian-bagian yang lebih simple
sehingga dipahami. Sintaknya adalah: pemahaman, jalan keluar, identifikasi
kekeliruan, menimalisasi tulisan-hitungan, cari alternative, menyusun
soal-pertanyaan.
8.
Problem Terbuka (OE, Open Ended)
Pembelajaran dengan problem
(masalah) terbuka artinya pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan
pemecahan berbagai cara (flexibility) dan solusinya juga bisa beragam (multi
jawab, fluency). Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinilitas ide,
kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing,
keterbukaan, dan sosialisasi. Siswa dituntuk unrtuk berimprovisasi
mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh
jawaban, jawaban siswa beragam. Selanjtynya siswa juda diinta untuk menjelaskan
proses mencapai jawaban tersebut. Denga demikian model pembelajaran ini lebih
mementingkan proses daripada produk yang akan membentiuk pola piker, keterpasuan,
keterbukaan, dan ragam berpikir.
Sajian masalah haruslah
kontekstual kaya makna secara matematik (gunakan gambar, diagram, table),
kembangkan peremasalahan sesuai dengan kemampuan berpikir siswa, kaitakkan
dengan materui selanjutnya, siapkan rencana bimibingan (sedikit demi sedikit
dilepas mandiri).
Sintaknya adalah menyajikan
masalah, pengorganisasian pembelajaran, perhatikan dan catat reson siswa,
bimbingan dan pengarahan, membuat kesimpulan.
9.
Probing-prompting
Teknik probing-prompting
adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian petanyaan yang
sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan
engetahuan sisap siswa dan engalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang
dipelajari. Selanjutnya siswa memngkonstruksiu konsep-prinsip-aturan menjadi
pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan.
Dengan model pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari prses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan terjadi sausana tegang, namun demikian bisa dibiasakan. Untuk mngurang kondisi tersebut, guru hendaknya serangkaian pertanyaan disertai dengan wajah ramah, suara menyejukkan, nada lembut. Ada canda, senyum, dan tertawa, sehingga suasana menjadi nyaman, menyenangkan, dan ceria. Jangan lupa, bahwa jawaban siswa yang salah harus dihargai karena salah adalah cirinya dia sedang belajar, ia telah berpartisipasi
Dengan model pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari prses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan terjadi sausana tegang, namun demikian bisa dibiasakan. Untuk mngurang kondisi tersebut, guru hendaknya serangkaian pertanyaan disertai dengan wajah ramah, suara menyejukkan, nada lembut. Ada canda, senyum, dan tertawa, sehingga suasana menjadi nyaman, menyenangkan, dan ceria. Jangan lupa, bahwa jawaban siswa yang salah harus dihargai karena salah adalah cirinya dia sedang belajar, ia telah berpartisipasi
10.
Pembelajaran Bersiklus (cycle learning)
Ramsey (1993) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif secara bersiklus, mulai dari eksplorasi (deskripsi), kemudian eksplanasi (empiric), dan diakhiri dengan aplikasi (aduktif). Eksplorasi berarti menggali pengetahuan rasyarat, eksplnasi berarti menghenalkan konsep baru dan alternative pemecahan, dan aplikasi berarti menggunakan konsep dalam konteks yang berbeda.
Ramsey (1993) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif secara bersiklus, mulai dari eksplorasi (deskripsi), kemudian eksplanasi (empiric), dan diakhiri dengan aplikasi (aduktif). Eksplorasi berarti menggali pengetahuan rasyarat, eksplnasi berarti menghenalkan konsep baru dan alternative pemecahan, dan aplikasi berarti menggunakan konsep dalam konteks yang berbeda.
11.
Reciprocal Learning
Weinstein & Meyer
(1998) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran harus memperhatikan empat hal,
yaitu bagaimana siswa belajar, mengingat, berpikir, dan memotivasi diri.
Sedangkan Resnik (1999) mengemukan bahwa belajar efektif dengan cara membaca
bermakna, merangkum, bertanya, representasi, hipotesis. Untuk mewujudkan
belajar efektif, Donna Meyer (1999) mengemukakan cara pembelajaran resiprokal,
yaitu: informasi, pengarahan, berkelompok mengerjakan LKSD-modul,
membaca-merangkum.
12. SAVI
Pembelajaran SAVI adalah
pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat
indar yang dimiliki siswa. Istilah SAVI sendiri adalah kependekan dari: Somatic
yang bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik) di mana belajar dengan
mengalami dan melakukan; Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan
melaluui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi,
mengemukakan penndepat, dan mennaggapi; Visualization yang bermakna belajar
haruslah menggunakan indra mata melallui mengamati, menggambar,
mendemonstrasikan, membaca, menggunbakan media dan alat peraga; dan
Intellectualy yang bermakna bahawa belajar haruslah menggunakan kemampuan
berpikir (minds-on) nbelajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih
menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan,
mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan.
13. TGT
(Teams Games Tournament)
Penerapan model ini dengan
cara mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap kelompok bisa sama bis
aberbeda. SDetelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk
kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamikia kelompok kohesif dan kompak serta
tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskuisi nyaman dan menyenangkan
sepeti dalam kondisi permainan (games) yaitu dengan cara guru bersikap terbuka,
ramah , lembut, santun, dan ada sajian bodoran. Setelah selesai kerja kelompok
sajikan hasil kelompok sehuingga terjadi diskusi kelas.
Jika waktunya memungkinkan
TGT bisa dilaksanakan dalam beberapa pertemuan, atau dalam rangak mengisi waktu
sesudah UAS menjelang pembagian raport. Sintaknya adalah sebagai berikut:
- Buat
kelompok siswa heterogen 4 orang kemudian berikan informasi pokok materi
dan \mekanisme kegiatan
- Siapkan
meja turnamen secukupnya, missal 10 meja dan untuk tiap meja ditempati 4
siswa yang berkemampuan setara, meja I diisi oleh siswa dengan level tertinggi
dari tiap kelompok dan seterusnya sampai meja ke-X ditepati oleh siswa
yang levelnya paling rendah. Penentuan tiap siswa yang duduk pada meja
tertentu adalah hasil kesewpakatan kelompok.
- Selanjutnya
adalah opelaksanaan turnamen, setiap siswa mengambil kartu soal yang telah
disediakan pada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu terttentu
(misal 3 menit). Siswa bisda nmngerjakan lebih dari satu soal dan hasilnya
diperiksa dan dinilai, sehingga diperoleh skor turnamen untuk tiap
individu dan sekaligus skor kelompok asal. Siswa pada tiap meja tunamen
sesua dengan skor yang diperolehnya diberikan sebutan (gelar) superior,
very good, good, medium. Bumping, pada turnamen kedua ( begitu juga untuk
turnamen ketiga-keempat dst.), dilakukan pergeseran tempat duduk pada meja
turnamen sesuai dengan sebutan gelar tadi, siswa superior dalam kelompok
meja turnamen yang sama, begitu pula untuk meja turnamen yang lainnya
diisi oleh siswa dengan gelar yang sama.
- Setelah
selesai hitunglah skor untuk tiap kelompok asal dan skor individual,
berikan penghargaan kelompok dan individual.
14. VAK
(Visualization, Auditory, Kinestetic)
Model pebelajaran ini
menganggap bahwa pembelajaran akan efektif dengan memperhatikan ketiga hal
tersebut di atas, dengan perkataan lain manfaatkanlah potensi siwa yang telah
dimilikinya dengan melatih, mengembangkannya. Istilah tersebut sama halnya
dengan istilah pada SAVI, dengan somatic ekuivalen dengan kinesthetic.
15. AIR
(Auditory, Intellectualy, Repetition)
Model pembelajaran ini mirip
dengan SAVI dan VAK, bedanya hanyalah pada Repetisi yaitu pengulangan yang
bermakna pendalama, perluasan, pemantapan dengan cara siswa dilatih melalui
pemberian tugas atau quis.
16. TAI
(Team Assisted Individualy)
Terjemahan bebas dari
istilah di atas adalah Bantuan Individual dalam Kelompok (BidaK) dengan
karateristirk bahwa (Driver, 1980) tanggung jawab vbelajar adalah pada siswa.
Oleh karena itu siswa harus membangun pengetahuan tidak menerima bentuk jadi
dari guru. Pola komunikasi guru-siswa adalah negosiasi dan bukan
imposisi-intruksi.
Sintaksi BidaK menurut
Slavin (1985) adalah: (1) buat kelompok heterogen dan berikan bahan ajar
berupak modul, (2) siswa belajar kelompok dengan dibantu oleh siswa pandai
anggota kelompok secara individual, saling tukar jawaban, saling berbagi
sehingga terjadi diskusi, (3) penghargaan kelompok dan refleksi serta tes
formatif.
17. STAD
(Student Teams Achievement Division)
STAD adalah salah sati
model pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen
(4-5 orang), diskusikan bahan belajar-LKS-modul secara kolabratif,
sajian-presentasi kelompok sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan
buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok, umumkan rekor tim dan
individual dan berikan reward.
18. NHT
(Numbered Head Together)
NHT adalah salah satu tipe
dari pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen
dan tiap siswa memiliki nomor tertentu, berikan persoalan materi bahan ajar
(untuk tiap kelompok sama tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor
siswa, tiasp siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja
kelompok, presentasi kelompok dengan nomnor siswa yang sama sesuai tugas
masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor
perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan beri reward.
19.
Jigsaw
Model pembeajaran ini
termasuk pembelajaran koperatif dengan sintaks sepeerti berikut ini.
Pengarahan, informasi bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan ajar
(LKS) yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak siswa dalam
kelompok, tiap anggota kelompok bertugas membahasa bagian tertentu, tuiap
kelompok bahan belajar sama, buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang
sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi, kembali ke kelompok aasal,
pelaksnaa tutorial pada kelompok asal oleh anggotan kelompok ahli, penyimpulan
dan evaluasi, refleksi.
20. TPS
(Think Pairs Share)
Model pembelajaran ini
tergolong tipe koperatif dengan sintaks: Guru menyajikan materi klasikal,
berikan persoalan kepada siswa dan siswa bekerja kelompok dengan cara
berpasangan sebangku-sebangku (think-pairs), presentasi kelompok (share), kuis
individual, buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan berikan
reward.
21. GI
(Group Investigation)
Model koperatif tipe GI
dengan sintaks: Pengarahan, buat kelompok heterogen dengan orientasi tugas,
rencanakan pelaksanaan investigasi, tiap kelompok menginvestigasi proyek
tertentu (bisa di luar kelas, misal mengukur tinggi pohon, mendata banyak dan
jenis kendaraan di dalam sekolah, jenis dagangan dan keuntungan di kantin
sekolah, banyak guru dan staf sekolah), pengoalahn data penyajian data hasi
investigasi, presentasi, kuis individual, buat skor perkem\angan siswa, umumkan
hasil kuis dan berikan reward.
Berikut ini disajikan
beberapa model pembelajaran, untuk dipilih dan dijadikan alternatif sehingga
cocok untuk situasi dan kondisi yang dihadapi. Akan tetapi sajian yang
dikemukakan pengantarnya berupa pengertian dan rasional serta sintaks (prosedur)
yang sifatnya prinsip, modifikasinya diserahkan kepada guru untuk melakukan
penyesuaian, penulis yakin
kreativitas para guru sangat tinggi.
22. MEA
(Means-Ends Analysis)
Model pembelajaran ini
adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan sintaks :
sajikan materi dengan pendekatan pemecahan masalah berbasis heuristic,
elaborasi menjadi sub-sub masalah yang lebih sederhana, identifikasi perbedaan,
susun sub-sub masalah sehingga terjadli koneksivitas, pilih strategi dan solusi
23. CPS
(Creative Problem Solving)
Ini juga merupakan variasi
dari pembelajaran dengan pemecahan masalah melalui teknik sistematik dalam
mengorganisasikan gagasan kreatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
Sintaksnya adalah: mulai dari fakta aktual sesuai dengan materi bahan ajar
melalui tanya jawab lisan, identifikasi permasalahan dan fokus-pilih, mengolah
pikiran sehingga muncul gagasan orisinil untuk menentukan solusi, presentasi
dan diskusi.
24. TTW
(Think Talk Write)
Pembelajaran ini dimulai
dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan alternative
solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan
kemudian buat laopran hasil presentasi. Sinatknya adalah: informasi, kelompok
(membaca-mencatatat-menandai), presentasi, diskusi, melaporkan.
25. TS-TS
(Two Stay – Two Stray)
Pembelajaran model ini
adalah dengan cara siswa berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan kelompok
lain. Sintaknya adalah kerja kelompok, dua siswa bertamu ke kelompok lain dan
dua siswa lainnya tetap di kelompoknya untuk menerima dua orang dari kelompok
lain, kerja kelompok, kembali ke kelompok asal, kerja kelompok, laporan
kelompok.
26. CORE
(Connecting, Organizing, Refleting, Extending)
Sintaknya adalah (C)
koneksi informasi lama-baru dan antar konsep, (0) organisasi ide untuk memahami
materi, (R) memikirkan kembali, mendalami, dan menggali, (E) mengembangkan,
memperluas, menggunakan, dan menemukan.
27. SQ3R
(Survey, Question, Read, Recite, Review)
Pembelajaran ini adalah
strategi membaca yang dapat mengembangkan meta kognitif siswa, yaitu dengan
menugaskan siswa untuk membaca bahan belajar secara seksama-cermat, dengan
sintaks: Survey dengan mencermati teks bacaan dan mencatat-menandai kata kunci,
Question dengan membuat pertanyaan (mengapa-bagaimana, darimana) tentang bahan
bacaan (materi bahan ajar), Read dengan membaca teks dan cari jawabanya, Recite
dengan pertimbangkan jawaban yang diberikan (cartat-bahas bersama), dan Review
dengan cara meninjau ulang menyeluruh
28. SQ4R
(Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review)
SQ4R adalah pengembangan
dari SQ3R dengan menambahkan unsur Reflect, yaitu aktivitas memberikan contoh
dari bahan bacaan dan membayangkan konteks aktual yang relevan.
29. MID
(Meaningful Instructionnal Design)
Model ini adalah
pembnelajaran yang mengutyamakan kebermaknaan belajar dan efektifivitas dengan
cara membuat kerangka kerja-aktivitas secara konseptual kognitif-konstruktivis.
Sintaknya adalah (1) lead-in dengan melakukan kegiatan yang terkait dengan
pengalaman, analisi pengalaman, dan konsep-ide; (2) reconstruction melakukan
fasilitasi pengalaan belajar; (3) production melalui ekspresi-apresiasi konsep
30.
KUASAI
Pembelajaran akan efektif
dengan melibatkan enam tahap berikut ini, Kerangka pikir untuk sukses, Uraikan
fakta sesuai dengan gaya belajar, Ambil pemaknaan
(mengetahui-memahami-menggunakan-memaknai), Sertakan ingatan dan hafalkan kata
kunci serta koneksinya, Ajukan pengujian pemahaman, dan Introspeksi melalui
refleksi diri tentang gaya belajar.
31. CRI
(Certainly of Response Index)
CRI digunakan untuk
mengobservasi proses pembelajaran yang berkenaan dengan tingkat keyakinan siswa
tentang kemampuan yang dimilkinya untuk memilih dan menggunakan pengetahuan
yang telah dimilikinya. Hutnal (2002) mengemukakan bahwa CRI menggunakan rubric
dengan penskoran 0 untuk totally guested answer, 1 untuk amost guest, 2 untuk
not sure, 3 untuk sure, 4 untuk almost certain, dn 5 untuk certain.
32. DLPS
(Double Loop Problem Solving)
DPLS adalah variasi dari
pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan penekanan pada pencarian kausal
(penyebab) utama daritimbulnya masalah, jadi berkenaan dengan jawaban untuk
pertanyaan mengapa. Selanutnya menyelesaikan masalah tersebut dengan cara
menghilangkan gap uyang menyebabkan munculnya masalah tersebut. Sintaknya
adalah: identifkasi, deteksi kausal, solusi tentative, pertimbangan solusi,
analisis kausal, deteksi kausal lain, dan rencana solusi yang terpilih. Langkah
penyelesdai maslah sebagai berikurt: menuliskan pernyataan masalah awal,
mengelompokkan gejala, menuliskan pernyataan masalah yang telah direvisi,
mengidentifikasui kausal, imoplementasi solusi, identifikasi kausal utama,
menemukan pilihan solusi utama, dan implementasi solusi utama.
33. DMR
(Diskursus Multy Reprecentacy)
DMR adalah pembelajaran
yang berorientasi pada pembentukan, penggunaan, dan pemanfaatan berbagai
representasi dengan setting kelas dan kerja kelompok. Sintaksnya adalah:
persiapan, pendahuluan, pengemabangan, penerapan, dan penutup.
34. CIRC
(Cooperative, Integrated, Reading, and Composition)
Terjemahan bebas dari CIRC
adalah komposisi terpadu membaca dan menulis secara koperatif –kelompok.
Sintaksnya adalah: membentuk kelompok heterogen 4 orang, guru memberikan wacana
bahan bacaan sesuai dengan materi bahan ajar, siswa bekerja sama (membaca
bergantian, menemukan kata kunci, memberikan tanggapan) terhadap wacana
kemudian menuliskan hasil kolaboratifnya, presentasi hasil kelompok, refleksi.
35. IOC
(Inside Outside Circle)
IOC adalah mode
pembelajaran dengan sistim lingkaran kecil dan lingkaran besar (Spencer Kagan,
1993) di mana siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan dengan
pasangan yang berbeda dengan ssingkat dan teratur. Sintaksnya adalah: Separu
dari sjumlah siswa membentuk lingkaran kecil menghadap keluar, separuhnya lagi
membentuk lingkaran besar menghadap ke dalam, siswa yang berhadapan berbagi
informasi secara bersamaan, siswa yang berada di lingkran luar berputar keudian
berbagi informasi kepada teman (baru) di depannya, dan seterusnya
36. Tari
Bambu
Model pembelajaran ini
memberuikan kesempatan kepada siswa untuk berbagi informasi pada saat yang
bersamaan dengan pasangan yang berbeda secara teratur. Strategi ini cocok untuk
bahan ajar yang memerlukan pertukartan pengalaman dan pengetahuan antar siswa.
Sintaksnya adalah: Sebagian siswa berdiri berjajar di depoan kelas atau di sela
bangku-meja dan sebagian siswa lainnya berdiri berhadapan dengan kelompok siswa
opertama, siswa yang berhadapan berbagi pengalkaman dan pengetahuan, siswa yang
berdiri di ujung salah satui jajaran pindah ke ujunug lainnya pada jajarannya,
dan kembali berbagai informasi.
37.
Artikulasi
Artikulasi adlah mode
pembelajaran dengan sintaks: penyampaian konpetensi, sajian materi, bentuk
kelompok berpasangan sebangku, salah satu siswa menyampaikan materi yang baru
diterima kepada pasangannya kemudian bergantian, presentasi di depan hasil
diskusinya, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan.
38.
Debate
Debat adalah model
pembalajaranb dengan sisntaks: siswa menjadi 2 kelompok kemudian duduk
berhadapan, siswa membaca materi bahan ajar untuk dicermati oleh masing-masing
kelompok, sajian presentasi hasil bacaan oleh perwakilan salah satu kelompok
kemudian ditanggapi oleh kelompok lainnya begitu setrusnya secara bergantian,
guru membimbing membuat kesimpulan dan menambahkannya biola perlu.
39. Role
Playing
Sintak dari model
pembelajaran ini adalah: guru menyiapkan scenario pembelajaran, menunjuk
beberapa siswa untuk mempelajari scenario tersebut, pembentukan kelompok siswa,
penyampaian kompetensi, menunjuk siswa untuk melakonkan scenario yang telah
dipelajarinya, kelompok siswa membahas peran yang dilakukan oleh pelakon,
presentasi hasil kelompok, bimbingan penimpoulan dan refleksi.
40.
Talking Stick
Cara pembelajaran ini
adalah: guru menyiapkan tongkat, sajian materi pokok, siswa membaca materi
lengkap pada wacana, guru mengambil tongkat dan memberikan tongkat kepada siswa
dan siswa yang kebagian tongkat menjawab pertanyaan dari guru, tongkat
diberikan kepad siswa lain dan guru memberikan petanyaan lagi dan seterusnya,
guru membimbing kesimpulan-refleksi-evaluasi.
41.
Snowball Throwing
Sintaknya adalah: Informasi
materi secara umum, membentuk kelompok, pemanggilan ketua dan diberi tugas
membahas materi tertentu di kelompok, bekerja kelompok, tiap kelompok
menuliskan pertanyaan dan diberikan kepada kelompok lain, kelompok lain
menjawab secara bergantian, penyuimpulan, refleksi dan evaluasi
42.
Student Facilitator and Explaining
Langkah-langkahnya adalah:
informasi kompetensi, sajian materi, siswa mengembangkannya dan menjelaskan
lagi ke siswa lainnya, kesimpulan dan evaluasi, refleksi.
43.
Course Review Horay
Langkah-langkahnya:
informasi kompetensi, sajian materi, tanya jawab untuk pemantapan, siswa atau
kelompok menuliskan nomor sembarang dan dimasukkan ke dalam kotak, guru
membacakan soal yang nomornya dipilih acak, siswa yang punya nomor sama dengan
nomor soal yang dibacakan guru berhak menjawab jika jawaban benar diberi skor
dan siswa menyambutnya dengan yel hore atau yang lainnya, pemberian reward,
penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
44.
Demonstration
Pembelajaran ini khusu
untuk materi yang memerlukan peragaan media atau eksperimen. Langkahnya adalah:
informasi kompetensi, sajian gambaran umum materi bahan ajar, membagi tugas
pembahasan materi untuk tiap kelompok, menunjuk siswa atau kelompok untuk
mendemonstrasikan bagiannya, dikusi kelas, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
45.
Explicit Instruction
Pembelajaran ini cocok
untuk menyampaikan materi yang sifatnya algoritma-prosedural, langkah demi
langkah bertahap. Sintaknya adalah: sajian informasi kompetensi,
mendemontrasikan pengetahuan dan ketrampilan procedural, membimbing
pelatihan-penerapan, mengecek pemahaman dan balikan, penyimpulan dan evaluasi,
refleksi.
46.
Scramble
Sintaknya adalah: buatlah
kartu soal sesuai marteri bahan ajar, buat kartu jawaban dengan diacak
nomornya, sajikan materi, membagikan kartu soal pada kelompok dan kartu
jawaban, siswa berkelompok mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk
jawaban yang cocok.
47. Pair
Checks
Siswa berkelompok
berpasangan sebangku, salah seorang menyajikan persoalan dan temannya
mengerjakan, pengecekan kebenaran jawaban, bertukar peran, penyimpulan dan
evaluasi, refleksi.
48.
Make-A Match
Guru menyiapkan kartu yang
berisi persoalan-permasalahan dan kartu yang berisi jawabannya, setiap siswa
mencari dan mendapatkan sebuah kartu soal dan berusaha menjawabnya, setiap
siswa mencari kartu jawaban yang cocok dengan persoalannya siswa yang benar
mendapat nilai-reward, kartu dikumpul lagi dan dikocok, untuk badak berikutnya
pembelajaran seperti babak pertama, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
49. Mind
Mapping
Pembelajaran ini sangat
cocok untuk mereview pengetahuan awal siswa. Sintaknya adalah: informasi
kompetensi, sajian permasalahan terbuka, siswa berkelompok untuk menanggapi dan
membuat berbagai alternatiu jawababn, presentasi hasuil diskusi kelompok, siswa
membuat kesimpulan dari hasil setiap kelompok, evaluasi dan refleksi.
50.
Examples Non Examples
Persiapkan gambar, diagram,
atau tabel sesuai materi bahan ajar dan kompetensi, sajikan gambar ditempel
atau pakai OHP, dengan petunjuk guru siswa mencermati sajian, diskusi kelompok
tentang sajian gambar tadi, presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan,
valuasi dan refleksi.
51.
Picture and Picture
Sajian informasi
kompetensi, sajian materi, perlihatkan gambar kegiatan berkaitan dengan materi,
siswa (wakil) mengurutkan gambar sehingga sistematik, guru mengkonfirmasi
urutan gambar tersebut, guru menanamkan konsep sesuai materi bahan ajar,
penyimpulan, evaluasi dan refleksi.
52.
Cooperative Script
Buat kelompok berpasangan
sebangku, bagikan wacana materi bahan ajar, siswa mempelajari wacana dan
membuat rangkuman, sajian hasil diskusi oleh salah seorang dan yang lain
menanggapi, bertukar peran, penyimpulan, evaluasi dan refleksi.
53.
LAPS-Heuristik
Heuristik adalah rangkaian
pertanyaan yang bertisfat tuntunan dalam rangaka solusi masalah. LAPS ( Logan
Avenue Problem Solving) dengan kata Tanya apa masalahnya, adakah alternative,
apakah bermanfaat, apakah solusinya, dan bagaimana sebaiknya mengerjakannya.
Sintaks: pemahaman masalah, rencana, solusi, dan pengecekan.
54.
Improve
Improve singkatan dari
Introducing new concept, Metakognitive questioning, Practicing, Reviewing and
reducing difficulty, Obtaining mastery, Verivication, Enrichment. Sintaknya
adalah sajian pertanyaan untuk mengantarkan konsep, siswa latian dan bertanya,
balikan-perbnaikan-pengayaan-interaksi.
55.
Generatif
Basi gneratif adalah
konstruksivisme dengan sintaks orintasi-motivasi, pengungkapan ide-konsep awal,
tantangan dan restruturisasi sajiankonsep, aplikasi, ranguman, evaluasi, dan
refleksi
56.
Circuit Learning
Pembelajaran ini adalah
dengan memaksimalkan pemberdayaan pikiran dan perasaan dengan pola bertambah
dan mengulang. Sintaknya adalah kondisikan situasi belajar kondusif dan focus,
siswa membuat catatan kreatif sesuai dengan pola pikirnya-peta konsep-bahasa
khusus, Tanya jawab dan refleksi
57.
Complete Sentence
Pembelajaran dengan model
melengkapi kalimat adalah dengan sintakas: sisapkan blanko isian berupa
aparagraf yang kalimatnya belum lengkap, sampaikan kompetensi, siswa ditugaskan
membaca wacana, guru membentuk kelompok, LKS dibagikan berupa paragraph yang
kaliatnya belum lengkap, siswa berkelompok melengkapi, presentasi.
58.
Concept Sentence
Prosedurnya adalah
penyampaian kompetensi, sajian materi, membentuk kelompok heterogen, guru
menyiapkan kata kunci sesuai materi bahan ajar, tia kelompok membeuat kalimat
berdasarkankata kunci, presentasi.
59. Time
Token
Model ini digunakan
(Arebds, 1998) untuk melatih dan mengembangkan ketrampilan sosial agar siswa
tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. Langkahnya adalah
kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi, tiap siswa diberi kupon bahan
pembicaraan (1 menit), siswa berbicara (pidato-tidak membaca) berdasarkan bahan
pada kupon, setelah selesai kupon dikembalikan.
60. Take
and Give
Model pembelajaran menerima
dan memberi adalah dengan sintaks, siapkan kartu dengan yang berisi nama siswa
– bahan belajar – dan nama yang diberi, informasikan kompetensi, sajian materi,
pada tahap pemantapan tiap siswa disuruh berdiri dan mencari teman dan saling
informasi tentang materi atau pendalaman-perluasannya kepada siswa lain
kemudian mencatatnya pada kartu, dan seterusnya dengan siswa lain secara
bergantian, evaluasi dan refleksi
61.
Superitem
Pembelajaran ini dengan
cara memberikan tugas kepada siswa secara bertingkat-bertahap dari simpel ke
kompleks, berupa opemecahan masalah. Sintaksnya adalah ilustrasikan konsep
konkret dan gunakan analogi, berikan latihan soal bertingkat, berikan sal tes
bentuk super item, yaitu mulai dari mengolah informasi-koneksi informasi,
integrasi, dan hipotesis.
62.
Hibrid
Model hibrid adalah
gabungan dari beberapa metode yang berkenaan dengan cara siswa mengadopsi
konsep. Sintaknya adalah pembelajaran ekspositori,
koperatif-inkuiri-solusi-workshop, virtual workshop menggunakan
computer-internet.
63.
Treffinger
Pembelajaran kreatif dengan
basis kematangan dan pengetahuan siap. Sintaks: keterbukaan-urun ide-penguatan,
penggunaan ide kreatif-konflik internal-skill, proses rasa-pikir kreatif dalam
pemecahan masalah secara mandiri melalui pemanasan-minat-kuriositi-tanya,
kelompok-kerjasama, kebebasan-terbuka, reward.
64. Kumon
Pembelajaran dengan
mengaitkan antar konsep, ketrampilan, kerja individual, dan menjaga suasana
nyaman-menyenangkan. Sintaksnya adalah: sajian konsep, latihan, tiap siswa
selesai tugas langsung diperiksa-dinilai, jika keliru langsung dikembalikan
untuk diperbaiki dan diperiksa lagi, lima kali salah guru membimbing.
65.
Quantum
Memandang pelaksanaan
pembelajaran seperti permainan musik orkestra-simfoni. Guru harus menciptakan
suasana kondusif, kohesif, dinamis, interaktif, partisipatif, dan saling
menghargai. Prinsip quantum adalah semua berbicara-bermakna, semua mempunyai
tujuan, konsep harus dialami, tiap usaha siswa diberi reward. Strategi quantum
adalah tumbuhkan minat dengan AMBak, alami-dengan dunia realitas siswa,
namai-buat generalisasi sampai konsep, demonstrasikan melalui
presentasi-komunikasi, ulangi dengan Tanya jawab-latihan-rangkuman, dan rayakan
dengan reward dengan senyum-tawa-ramah-sejuk-nilai-harapan.
Rumus quantum fisika asdalah E = mc2, dengan E = energi yang diartikan sukses, m = massa yaitu potensi diri (akal-rasa-fisik-religi), c = communication, optimalkan komunikasi + dengan aktivitas optimal.
Rumus quantum fisika asdalah E = mc2, dengan E = energi yang diartikan sukses, m = massa yaitu potensi diri (akal-rasa-fisik-religi), c = communication, optimalkan komunikasi + dengan aktivitas optimal.